bitter.io - Free bitcoin, bitcoin advertising, ptc BTCClicks.com Banner

Pesta Adat Perkawinan Di Aceh

Kalau seorang pria dewasa hendak dijodohkan dengan seorang wanita, terlebih dahulu diutus seorang yang bijak dalam berbicara untuk mengadakan urusan perjodohan (meuselungoue) kepada orang tua wanita tersebut. Dalam pertemuan itu dibicarakan persetujuan perjodohan dan penetapan maskawin (mahar) serta penentuan hari membawa tanda (ikatan). 

Pada hari yang telah ditentukan diadakanlah Upacara Ba Ranub Kong Haba oleh kedua belah pihak. Pada saat itu, datanglah serombongan orangtua dari pihak calon pengantin pria kepada pihak orang tua calon pengantin wanita. Pada hari itu dilaksanakan acara pertunangan. Pihak pengantin pria membawa sirih penguat ikatan (ranub kong haba), yaitu sirih lengkap dengan alat-alatnya dalam cerana, pisang talon (pisang raja dan wajib satu talam). Ada juga yang menyertakan kain baju. Selain itu, juga dibawa benda mas satu atau dua mayam dengan ketentuan menurut adat. Kalau ikatan ini putus disebabkan oleh pihak pria, tanda mas tersebut harus dikembalikan dua kali lipat. Pada upacara ini juga ditentukan hari dan bulan diadakannya pernikahan dan pulang pengantin (Woe Linto).

Tiga hari sebelum menjadi pengantin, pihak pengantin pria (Linto) mengirimkan sirih inai (ranub gaca), ranub lipat atau ranub gapu satu hidang, satu hidang alat-alat pakaian mempelai perempuan, satu hidang breueh pade, satu hidang telur rebus yang diberi warna, setawar sedingin, dan daun inai (gaca) kepada mempelai wanita. Sementara itu, di rumah mempelai wanita diadakan acara Koh Adam.

Kemudian, pada Upacara Mampleue Woe Linto mempelai pria berpakaian adat dan diantar ke rumah mempelai wanita beramai-ramai, yang didahului oleh orang tua yang bijak. Sementara itu, mempelai wanita diapit oleh anak-anak muda yang sebaya. Pihak pria dalam upacara itu membawa jeunamee (mahar atau mas kawin), misalnya satu bongkol mas yang diletakkan dalam cerana beserta jinong kunyet dan beras padi. Cerana itu dibungkus dengan kain sutra kuning. Sementara itu, bagian ujung kain diletakkan bohru dari emas, ranub rajeu’ atau ranub peurakanpeunajoh wajeb, meuseukat, dhoi-dhoi, bhoi, penajoh tho keukarah, bungong kayee, dan lain.lain.

Di halaman rumah mempelai wanita, rombongan mempelai pria disambut dengan kata-kata halus bersanjak oleh pihak mempelai wanita. Setelah itu, mempelai pria dibawa naik ke rumah. Sewaktu tiba di tangga mempelai pria setawar sedingin dengan siraman air mawar dan beras padi. Setibanya di dalam rumah, mempelai pria didudukkan di pelaminan kecil sementara rombongan ditempatkan di serambi. Di tempat itu diadakan jamuan makan dan pernikahan ijab Kabul. Ada juga pernikahan Ijab Kabul ini didahulukan harinya sebelum upacara mempelai. Selain itu, barulah mempelai pria dibawa ke pelaminan besar untuk disandingkan dengan mempelai wanita. Biasanya setelah bersanding, mempelai pria bersama rombongan pulang kembali ke rumah orang tuanya.

Selanjutnya, diadakan Upacara Petujuh yaitu mempelai pria pulang ke rumah mempelai wanita dengan rombongan kira-kira 25 orang. Di halaman rumah mempelai wanita diadakan upacara penanaman kelapa yang dilakukan oleh mempelai pria dan wanita. Pada upacara itu, ibu mempelai wanita mengadakan teumeutuek (pemberian) uang kepada Linto disertai seperangkat pakaian. Pemberian tersebut dibawa pulang oleh mempelai pria untuk diperlihatkan kepada ibu mempelai pria. Selanjutnya, ibu mempelai pria memberi nget tujoh dan peukayan tujoh kepada mempelai wanita.

Kira-kira pada hari kesepuluh sampai satu bulan, mempelai wanita dijemput oleh ibu mempelai pria dengan Rabub Batee dan Gateng. Sesampainya di rumah mempelai pria diadakan Upacara Peusijeuk Dara Baro dan Teumeutuek kepada mempelai wanita yang dilakukan oleh ibu dan kerabat mempelai pria. Tangan mempelai pria dan wanita dimasukkan ke dalam empang beras dan empang garam untuk melakukan perjanjian di masa-masa mendatang. Bawaan mempelai wanita adalah wajeb, dodoi, meusekat, dan kue-kue kering lainnya serta ranub bate. Kue-kue bawaan tersebut oleh ibu mempelai pria dibagi-bagikan kepada kerabat dan tetangga. Dari pihak mempelai pria juga menghadiahi mempelai wanita, sesuai dengan kemampuannya dan lazim yaitu hewan betina.

Sumber:

www.google.co.id

No comments:

Post a Comment